Semakin Tinggi Tingkat Keikhlasan, Semakin Besar Balasan Dari Allah
September 23, 2024Sejarah Sarung Tenun Di Indonesia: Dari Tradisi Hingga Simbol Budaya
September 25, 2024Dalam kehidupan ini, kita sering dihadapkan pada dilema antara menyampaikan kebenaran dan ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengamalkannya. Banyak dari kita ragu untuk berdakwah, menyebarkan kebenaran, hanya karena merasa diri kita belum sepenuhnya sempurna dalam beramal. Namun, mari kita lihat lebih dalam tentang pentingnya kedua hal tersebut: menyampaikan kebenaran (dakwah) dan beramal.
Dua Perintah Allah: Dakwah dan Beramal
Allah memerintahkan kita untuk melakukan dua hal penting dalam kehidupan ini: menyampaikan kebenaran dan beramal. Hal ini tercermin dalam firman-Nya:
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Dalam ayat ini, Allah secara jelas memerintahkan kita untuk berdakwah, menyebarkan kebenaran, dan mengajak kepada kebaikan. Pada saat yang sama, kita juga diperintahkan untuk beramal, menjalankan kebenaran yang kita sampaikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ketakutan seringkali muncul: “Bagaimana jika saya tidak bisa mengamalkan apa yang saya sampaikan?”
Pilihan: Mendapatkan Dua-duanya atau Tidak Mendapatkan Apa-apa?
Ketika kita berbicara tentang menyampaikan kebenaran dan mengamalkannya, kita sebenarnya dihadapkan pada dua pilihan. Yang pertama adalah memilih untuk hanya berdiam diri, tidak menyampaikan kebenaran karena merasa belum mampu beramal sempurna. Dalam hal ini, kita tidak mendapatkan apa-apa. Kita kehilangan kesempatan untuk berdakwah, dan juga kehilangan kesempatan untuk berusaha mengamalkan kebenaran.
Pilihan kedua adalah kita tetap menyampaikan kebenaran sembari berusaha untuk mengamalkannya. Ini adalah pilihan terbaik karena kita bisa mendapatkan dua kebaikan sekaligus: pahala menyampaikan kebenaran dan pahala berusaha mengamalkannya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa tugas menyampaikan kebenaran adalah kewajiban bagi setiap Muslim, meskipun pengetahuannya hanya sedikit. Tidak ada syarat bahwa seseorang harus sempurna dalam beramal untuk bisa menyampaikan kebenaran. Yang terpenting adalah niat yang tulus untuk mengajak orang lain kepada kebaikan.
Mengatasi Ketakutan Akan Ketidaksempurnaan
Manusia pada dasarnya makhluk yang tidak sempurna. Setiap dari kita memiliki kekurangan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam beramal. Namun, kekhawatiran akan ketidaksempurnaan tidak seharusnya menjadi penghalang untuk menyampaikan kebenaran. Justru dengan menyampaikan kebenaran, kita juga memotivasi diri sendiri untuk lebih berusaha mengamalkannya.
Allah melihat niat dan usaha kita, bukan hasil akhir semata. Dalam Islam, usaha untuk menuju kebaikan dihargai dengan pahala. Dengan demikian, seseorang yang berusaha mengamalkan apa yang ia sampaikan, meskipun belum sempurna, tetap mendapatkan ganjaran di sisi Allah.
Kesimpulan: Jangan Takut, Raih Kedua Kebaikan
Jangan takut untuk menyampaikan kebenaran hanya karena takut tidak bisa mengamalkannya. Dengan memilih untuk berdakwah dan berusaha mengamalkan kebenaran, kita bisa meraih dua kebaikan sekaligus. Allah menghendaki kita untuk melakukan keduanya: berdakwah dan beramal. Namun, jika kita menunggu sampai sempurna dalam beramal sebelum berdakwah, kita mungkin tidak akan pernah menyampaikan kebenaran sama sekali.
Jadi, mari kita memilih untuk mendapatkan dua-duanya: menyampaikan kebenaran sambil berusaha untuk terus memperbaiki diri dalam beramal. Sebab, pada akhirnya, setiap usaha kita dalam menyampaikan kebenaran dan mengamalkannya akan mendatangkan kebaikan bagi diri kita dan orang lain.